Aceh, MP----- Bendungan Rukoh kini menjadi salah satu infrastruktur strategis yang disiapkan pemerintah untuk memperkuat ketahanan air dan meningkatkan produktivitas pertanian di Aceh. Dengan kapasitas tampung mencapai 128 juta m³, bendungan ini dirancang mampu mereduksi potensi banjir hingga 92,9 persen serta melindungi kawasan rawan terdampak seluas 51 hektare.
Keberadaan Bendungan Rukoh tidak hanya menghadirkan suplai air baku dan jaringan irigasi yang lebih andal, tetapi juga membuka peluang peningkatan indeks pertanaman, penguatan produksi pangan, hingga potensi energi terbarukan dan sektor wisata berbasis alam. Infrastruktur ini menjadi penopang ekosistem ekonomi lokal yang lebih hidup dan berkelanjutan.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa persoalan pangan merupakan inti dari kedaulatan negara. “Masalah pangan adalah masalah kemerdekaan. Masalah pangan adalah masalah survival kita sebagai bangsa. Jika kita ingin menjadi negara maju, pangan harus aman dulu,” ujarnya.
Senada dengan itu, Menteri PUPR Dody Hanggodo menyampaikan bahwa setiap bendungan bukan sekadar bangunan air, melainkan fondasi kedaulatan pangan dan energi. “Inilah makna dari infrastruktur berkeadilan dan berkelanjutan,” tegasnya.
Pembangunan Bendungan Rukoh merupakan bagian dari program “Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak” dalam mewujudkan ASTA CITA Presiden Prabowo Subianto, yang menempatkan ketahanan air, pangan, dan energi sebagai prioritas utama pembangunan nasional.
(bakom.ri)


