-->

Notification

×

Iklan

Iklan Display

Perpustakaan Baru Kota Padang Bocor, Pekerjaan Bermasalah Terkuak Saat Musim Hujan

Jumat, 21 November 2025 | November 21, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-21T08:15:53Z
Genangan akibat rembesan air hujan terlihat jelas di lantai gedung perpustakaan.

Padang, MP----- Pembangunan Gedung Perpustakaan Umum Daerah Kota Padang sejatinya ditujukan untuk mendorong peningkatan budaya baca dan literasi masyarakat, dengan menghadirkan fasilitas modern, representatif, dan inklusif bagi seluruh kalangan. Gedung tersebut diharapkan menjadi pusat aktivitas literasi yang menyediakan ruang baca nyaman, ruang diskusi, area anak-anak, fasilitas disabilitas, studio, hingga ruang digital.

Plafon gypsum rusak karena kebocoran, terlihat bagian dalam gedung harus dibongkar.

Namun, alih - alih memberi kenyamanan bagi para pencinta literasi, gedung senilai Rp10 miliar itu justru mengalami sejumlah kerusakan. Kebocoran di beberapa titik mengakibatkan plafon, cat dinding, hingga sebagian lantai mengalami kerusakan. Ironisnya, persoalan tersebut terjadi tidak lama setelah pembangunan gedung rampung.

Meski terlihat megah dari luar, bagian dalam gedung Rp10 miliar ini justru sudah bocor.

Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp terkait kerusakan itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang, dr. Feri Mulyani Hamid, M.Biomed, sempat tak memberikan respons meski telah dihubungi berulang kali. Baru sehari setelah berita ditayangkan, Feri akhirnya memberikan penjelasan.


Ia membenarkan adanya kebocoran pada beberapa titik. “Ya, ada beberapa titik yang bocor, dan sedang dalam proses perbaikan oleh penyedia karena masih dalam masa pemeliharaan,” ujarnya singkat.


Sementara itu, PPK Pembangunan Gedung Perpustakaan Umum Daerah Kota Padang dari Dinas PUPR Kota Padang, Nico Lesmana, ST., MT., juga mengonfirmasi hal serupa. Menurutnya, kebocoran baru terdeteksi setelah Kota Padang kembali diguyur hujan pada awal musim penghujan.


Nico menjelaskan bahwa kebocoran diduga berasal dari pekerjaan waterproofing menggunakan bahan polyurethane Fosroc. Pekerjaan tersebut masih dalam masa garansi dua tahun oleh pihak rekanan. “Rekanan sudah turun ke lokasi dan mendata bagian mana saja yang mengalami kebocoran,” jelasnya.


Pihaknya juga telah meminta rekanan untuk segera memperbaiki titik-titik yang bermasalah. “Sedang diperbaiki. Namun untuk hasil maksimal, perbaikan harus menunggu cuaca cerah atau panas,” tambahnya.


Kerusakan yang muncul pada gedung baru ini bukan hanya soal teknis bangunan, tetapi menyangkut kualitas kerja, tanggung jawab, dan amanah penggunaan anggaran publik. Masyarakat tentu berharap gedung yang dibangun dari uang negara dapat bertahan lama dan memberikan manfaat maksimal, bukan justru menimbulkan persoalan baru di awal penggunaannya.


Kini publik menanti bukti keseriusan pemerintah dan rekanan dalam menuntaskan perbaikan, sekaligus menjawab pertanyaan besar yang mulai muncul: mengapa gedung yang digadang-gadang menjadi pusat kemajuan literasi Kota Padang justru bocor sebelum sempat memberi banyak arti ? (Red-mp)

×
Berita Terbaru Update