-->

Notification

×

Iklan

Iklan Display

PWI Tegaskan Pers Berpihak pada Kemanusiaan di Era AI

Kamis, 25 Desember 2025 | Desember 25, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-25T02:08:59Z
Ketua Umum PWI Pusat Akhmad Munir menegaskan pentingnya nilai kemanusiaan dan etika jurnalistik di tengah disrupsi teknologi dan kecerdasan buatan (AI) dalam Diskusi Kaleidoskop Media Massa 2025 di Hall Dewan Pers, Jakarta, Selasa (23/12).

Jakarta, MP----- Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Akhmad Munir menegaskan bahwa pers Indonesia tidak boleh kehilangan ruh kemanusiaan dan etika jurnalistik di tengah derasnya disrupsi teknologi digital, dominasi algoritma, serta pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam industri media.


Penegasan tersebut disampaikan Munir dalam Diskusi Kaleidoskop Media Massa 2025 yang digelar di Hall Dewan Pers, Jakarta, Selasa (23/12), sebagai bagian dari rangkaian Pra Hari Pers Nasional (HPN) 2026.


Munir menyebut 2025 sebagai tahun refleksi bagi insan pers. Menurutnya, berbagai tekanan yang dihadapi media, mulai dari krisis keberlanjutan bisnis, tantangan independensi, hingga perubahan pola konsumsi informasi, menguji konsistensi pers dalam menjalankan fungsinya sebagai pilar keempat demokrasi.


“Pers diuji bukan hanya pada kecepatan dan teknologi, tetapi pada keberanian menjaga kebenaran, etika, dan kepentingan publik,” kata Munir.


Direktur Utama LKBN Antara itu juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas bencana banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah daerah di Sumatera. Ia menegaskan bahwa liputan kebencanaan harus mengedepankan empati, akurasi, dan tanggung jawab sosial.


“Pemberitaan bencana sejatinya adalah cerita tentang manusia. Pers harus hadir untuk menenangkan publik, bukan memperkeruh suasana dengan sensasionalisme,” tegasnya.


Selain aspek kemanusiaan, Munir menyoroti kondisi industri media nasional yang kian terdesak oleh dominasi platform digital. Ia menilai kehadiran negara diperlukan untuk menjaga ekosistem pers yang sehat tanpa menggerus independensi redaksi.


Pandangan tersebut mengemuka dalam diskusi yang turut dihadiri Wakil Ketua Dewan Pers Totok Suryanto, jajaran Dewan Pakar PWI, serta sejumlah tokoh media dan budaya. Para narasumber sepakat bahwa teknologi, termasuk AI, bukan semata ancaman, melainkan tantangan yang harus dihadapi secara adaptif dan beretika.


Menutup diskusi, Munir menegaskan komitmen PWI untuk terus memperkuat kapasitas wartawan, menjaga standar etika jurnalistik, serta mendorong jurnalisme yang berpihak pada kepentingan publik.


“Pers Indonesia harus menjadi pilar demokrasi sekaligus pilar kemanusiaan, hadir saat krisis dan konsisten mengawal harapan bangsa,” pungkasnya.

(rls)

×
Berita Terbaru Update