Notification

×

Iklan

Iklan

Destinasi Wisata Masuk Nominasi Nasional Gubernur Sumbar Tak Perlu 'Minta' Pada Menteri

Senin, 12 Mei 2025 | Mei 12, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-12T10:54:22Z

Sumatera Barat, MP----- Destinasi wisata masuk nominasi nasional, Gubernur Sumatera/Sumbar tak perlu 'minta' pada Menteri Pariwisata, tetapi yang perlu dibenahi adalah moda transportasi dan kerjasama dengan perusahaan travel agence lokal, nasional dan travel agence internasional.

Ombak Mentawai yang dikenal dunia sebagai lokasi wisata dan surving 

Ungkapan ini dikatakan pengamat Journalist, Obral Chaniago, melihat potensi destinasi wisata di Sumbar tak kalah penting dengan destinasi yang ada di daerah lain, katanya pada media ini.


Menurut Obral Chaniago, kemajuan dan potensi destinasi wisata yang ada di Sumbar, sebenarnya sudah termasuk skala destinasi wisata internasional, Sumbar bisa meraup pemasukan Pendapatan Asli Daerah/PAD dari sektor non migas dari kunjungan pelancong Wisatawan Mancanegara/Wisman yang dipandu oleh perusahaan travel agence semua tingkatan, ujarnya.


"Bila berkaca pada konsep destinasi wisata masuk nominasi internasional biasanya melibatkan beberapa faktor, termasuk daya tarik unit, keberlanjutan, aksesibilitas dan fasilitas yang memadai. Destinasi juga perlu menunjukkan komitmen pelestarian budaya dan lingkungan, serta adanya kolaborasi dengan pemangku kepentingan yang kuat dan lokal", harapnya.


Lebih lanjut, kata Obral Chaniago, destinasi wisata masuk nominasi internasional pada umumnya memiliki daya tarik yang unik, yang membedakan dari yang lain, seperti keunikan budaya, pemandangan alam, infrastruktur memadai, dan memiliki warisan budaya yang diakui organisasi internasional layaknya warisan budaya bersejarah.


Keunikan budaya dapat meliputi, seni, tradisi, kerajinan tangan, dan kuliner lokal.

Memiliki keunikan alam pantai, gunung, dan juga kebun punya daya tarik tersendiri.


Destinasi harus menunjukkan komitmen keberlanjutan pariwisata dan lingkungan.


Selain itu kata Obral Chaniago, menawarkan kegiatan wisata yang menarik dan unik seperti traveling wisata alam, berselancar bagi wisata bahari, terbang gunung bagi wisata alam pegunungan yang dilengkapi dengan akses video drone terhubung langsung dengan fasilitas Media Sosial/Medsos yang dimiliki oleh pelancong lokal, nasional dan pelancong Wisman saat berkunjung , imbuhnya lagi.


"Apa bila semua fasilitas memadai mulai dari pemandu, infrastruktur, fasilitas lapangan yang dibutuhkan pelancong serta kebersihan pembuangan kotoran pengunjung sesuai standarisasi", ucapnya lebih jauh menekankan.


Selain itu juga diperlukan kerjasama dengan perusahaan travel agence sebagai pemandu dalam paket perjalanan wisata pada daerah tujuan wisata.


Ditegaskannya, "selengkap apa pun fasilitas wisata yang ada pada objek destinasi wisata yang dimiliki oleh destinasi, tanpa bekerjasama dengan berbagai tingkatan perusahaan travel agence tak bakalan ada pengunjung", sebut Obral Chaniago mengajak semua pihak dan terkaitnya.


Namun, pengusaha travel agence lebih memilih mempromosikan paket perjalanan wisata pada daerah tujuan wisata yang mudah dijangkau oleh penerbangan cepat, akses transportasi darat, serta perhubungan laut, danau dan sungai serta akses wisata pegunungan dan wisata kebun.


Dijelaskannya, "kelengkapan infrastruktur transportasi darat bisa dijangkau dalam waktu cepat sangat menjamin pengusaha travel agence mau mempromosikan destinasi tersebut", urainya lagi.


Pasalnya, pengusaha travel agence lebih memilih untung ketimbang mempromosikan daerah tujuan wisata yang sulit dijangkau oleh kendala kemacetan lalulintas di jalan raya.


Maksudnya, apa bila daerah tujuan wisata tersebut terkendala dengan akses transportasi darat, justru perihal ini jadi penghalang bagi travel agence tidak memasukan destinasi tersebut dalam paket perjalanan wisata yang dipromosikan kepada calon pelancong semua tingkatan.


Karena, prinsip dasar bagi pemandu bisnis usaha travel agence sangat jauh berbeda dengan teori pemerintah daerah setempat dalam perihal mempromosikan destinasi.


"Pemerintah lebih cenderung mempromosikan destinasi melalui kelengkapan infrastruktur dasar seperti kelengkapan akses jalan darat menuju destinasi tetapi tidak melakukan pengkajian kendala seperti kemacetan jalan raya", ungkapnya lebih dalam memaparkan, lagi.


Sedangkan pelaku usaha travel agence biasanya memandu pelancong dengan paket perjalanan wisata yang tersusun rapi baik dari jadwal penerbangan, akomodasi darat dan laut.


Dengan sistim ini pelancong tak mau dirugikan oleh waktu, pada umumnya pelancong memilih travel agence profesional. Sehingga mitra kerjasama travel agence mencatat mana daerah tujuan wisata yang mudah dijangkau tanpa macet di jalan.


Pada umumnya, pelancong asing masuk daerah tujuan wisata di Indonesia melalui pemandu perusahaan travel agence adalah pelancong rata-rata kehidupan ekonomi klas menengah keatas. 

Pelancong asing menengah keatas merupakan orang-orang yang telah biasa dengan waktu sangat berharga. Jadi, tabiat macet di jalan raya menuju destinasi bukanlah pilihannya.


Bila diamati, sebut Obral Chaniago, "apa bila berkaca kepada sejumlah destinasi yang ada di Sumbar, belum lagi memenuhi standarisasi wisata internasional dalam versi percepatan waktu menuju destinasi. Tetapi objek wisata yang ada, wisata warisan budaya, wisata alam Sumbar jauh lebih bagus ketimbang daerah lain. Namun, akses perjalan darat sangat terkendala, yang menyebabkan pengusaha travel agence tak memilih daerah tujuan wisata yang ada di Sumbar", imbuhnya lebih detil menyebutkan solusi yang perlu dilakukan.


Namun, Sumbar masih ada solusi apa bila mau kerjasama dengan pihak travel agence. Salah satu teorinya adalah disaat adanya paket perjalanan wisata oleh pengusaha travel agence , mesti semua transportasi ditutup, dan moda transportasi harus dilakukan sistim One Way, atau pun moda transportasi darat dialihkan ke akses jalan alternatif. Demikian paket perjalanan wisata bisa lancar.


Tetapi, teori demikian bukanlah sebagai syarat destinasi wisata bisa masuk nominasi internasional. Karena perihal ini merugikan pihak lain seperti moda transportasi umum kehilangan haknya.


"Sebenarnya, destinasi wisata Sumbar tak perlu 'minta' masuk nominasi nasional pada Menteri Pariwisata.

Yang diperlukan adalah, benahi sistim moda transportasi darat menuju daerah tujuan wisata yang ada di Sumbar.

Dengan demikian, pengusaha travel agence akan memilih sendiri paket perjalanan wisata yang ada di Sumatera Barat", pungkasnya.(*).

×
Berita Terbaru Update