Payakumbuh, MP----- Memprihatinkan, menurut masyarakat Ampangan Solok, sejak selesai di bangun oleh BWSS-V (Balai Wilayah Sungai Sumatera - V) Padang, Dirjen SDA, Kementerian PU, Embung Lurah Rawang yang berlokasi di Ampangan Solok, Kelurahan Aur Kuning, Kecamatan Payakumbuh Selatan, Kota Payakumbuh, Propinsi Sumatera Barat, sampai hari ini tidak berfungsi sesuai rencana pembangunannya. Saat ini (Mei 2025-red) kondisi fisik sudah mulai rusak, lokasi embung telah ditutupi semak belukar, masyarakat menuturkan areal embung tidak pernah dilakukan perawatan serta pembersihan.
Dari penelusuran media mp dilokasi Embung Lurah Rawang, kiri kanan jalan menuju kelokasi sudah ditumbuhi semak, diperkirakan jalan masuk lebarnya 2 meter itu, sekarang hanya tinggal 50 centimeter saja, karena ditutupi rumput belukar. Ketika berada tepat dikawasan Embung Lurah Rawang, kondisinya juga tidak kalah memprihatinkan, lantai betonnya sudah rusak hingga besinya menyumbul keluar.
![]() |
Bagian atas lokasi tampung air sudah ditutupi rumput, dan fisik sudah rusak, menurut Kasatker OP SDA belum ada alokasi anggaran |
Selain itu, besi pengaman diareal bendung sudah rusak parah. Ironisnya, kawasan Embung Lurah Rawang hampir ditutupi oleh rerumputan, menandai infrastruktur irigasi yang dibangun pemerintah pusat melalui Kementerian PU, Dirjen SDA, BWSSV Padang, tidak berfungsi sesuai harapan.
" Sejak Embung selesai dibangun belum pernah saya lihat berfungsi, seperti kita lihat sekarang, tidak ada air yang tertampung, tergenang, sudah lama embungnya kosong tidak air " kata Doni masyarakat setempat yang ditemui media mp dilokasi Embung Lurah Rawang, sedang menyambit rumput untuk pakan ternaknya, pada Kamis 29 Mei 2025.
Keprihatinan yang sama juga diutarakan Pendi, kondisi Embung Lurah Rawang hari ini menggambar sebuah kegagalan pembangunan infrastuktur pendukung pertanian masyarakat yang dilaksanakan BWSSV Padang. Nyatanya, Embung Lurah Rawang selesai dibangun dengan biaya puluhan miliar itu, sampai hari ini belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat terutama petani, tidak ada air dari embung ini yang mengalir ke persawahan masyarakat.
" Sampai hari ini belum ada air dari embung yang dibangun ini mengalir ke persawahan kami. Malah kondisi fisik bangunan mulai rusak, sampai hari ini belum nampak ada perhatian maupun perawatan dilakukan oleh pemerintah, seperti sekarang lingkungan sudah dipenuhi rumput " kata Pendi menimpalinya.
Apakah Embung Lurah Rawang ini masuk wilayah kerja Satker OP SDA BWSSV Padang ?. Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Midian Wahyu Tukuboya ST. MT, Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Operasi dan Pemeliharaan SDA (OP SDA), BWSS-V Padang, Dirjen SDA, Kementerian Pekerjaan Umum, menerangkan, kalau pemanfaatan embung ini sebagai embung konservasi dan memanfaatkan run off aliran, saat hujan untuk resapan air. " Embung ini belum ada alokasi anggaran dan hasil penilaian kami embung tersebut sudah masuk kategori rehabilitasi/perbaikan " tulis Midian dalam WhatsApp nya, Kamis 29/5/2025.
Sementara itu, Kepala BWSS - V Padang, Naryo Widodo, ST. MT, yang diinformasikan mengenai Embung Lurah Rawang ini, melalui via WhatsAppnya, mengatakan, harusnya pengelolaan nya ke Pemerintah Daerah. " Biar di cek, harusnya pengelolaan nya sudah di serahkan ke Pemda " tulisnya.
Lebih lanjut, Kepala BWSSV Padang ini juga menyampaikan hal yang sama dengan yang disampaikan oleh Kasatker OP SDA, bahwa pemanfaatan embung ini sebagai embung konservasi dan memanfaatkan run off aliran, saat hujan untuk resapan air. " Embung ini belum ada alokasi anggaran dan hasil penilaian kami embung tersebut sudah masuk kategori rehabilitasi/perbaikan nya " tulisnya lagi.
Seperti diketahui, salah satu program Presiden Prabowo Subianto, adalah sektor ketahanan pangan. Dari informasi yang dirangkum menurut ahli SDA, secara teknis, Embung Lurah Rawang gagal fungsional, namun nyatanya proyek gagal ini di PHO 100 persen ?. Seperti apakah informasi nya, kami akan update terus perkembangan informasi nya !. (Yuddy Malay/Rj/mp)