![]() |
| Aktivitas di pabrik sawit PT Kakak Ade Padang Pariaman Berkah, di Nagari Lubuk Alung, Kamis 19 September 2025 |
Padang Pariaman, MP----- Aktivitas mobil truk pengangkut sawit ke Pabrik Pengolahan Sawit PT Kakak Ade Padang Pariaman Berkah, yang beroperasi pada malam hari menimbulkan pertanyaan masyarakat di Nagari Aia Tajun, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Disamping itu, masyarakat juga mengeluhkan akses jalan yang dilalui mobil truk pengangkut sawit sudah banyak rusak, namun tidak ada dilakukan perbaikan.
Menanggapi keluhan masyarakat itu, pihak manajemen pabrik pengolahan minyak sawit PT. Kakak Ade Padang Pariaman Berkah (Kapabe Mill) melalui Yancer, security pabrik, mengutarakan alasan mobil truk pengangkut sawit beroperasi malam hari sudah sesuai dengan kesepakatan bersama Nagari, Perangkat Nagari, dan Kecamatan. Sebab, jika mobil truk pengangkut sawit beroperasi pada siang hari dapat menganggu aktifitas masyarakat serta lingkungan.
" Truk sawit masuk ke pabrik pada malam hari supaya tidak menggangu aktifitas warga dan tidak menggangu lingkungan, ini sudah ada kesepakatan dengan walinagari, perangkat setempat beserta camat, " kata Yancer.
Disamping itu juga disepakati mengenai pembatasan tonase, mobil truk yang dibolehkan melewati akses jalan yang ada mobil truk yang berkapasitas 25 ton.
" Tronton (roda 10-red) tidak boleh masuk atau lewat, kalau masuk warga berhak mengusir, yang diperbolehkan lewat itu mobil engkel atau mobil truk berkapasitas 25 ton seperti puso roda enam, col disel, el-300 mobil pickup lah, " terangnya.
Yancer menambahkan, bahwa mobil truk pengangkut sawit beroperasi dari jam 11 malam sampai subuh. " Rata - rata 8 mobil setiap malam, keluar nya setelah anak sekolah masuk, " sebutnya.
Dari keterangan security tersebut, diketahui pabrik pengolahan sawit milik PT Kakak Ade Padang Pariaman Berkah ini sudah satu tahun berdiri, dengan jumlah tenaga kerja keseluruhan sebanyak 52 orang. " Pabrik ini baru empat bulan ini lah beroperasi, " katanya yang juga didampingi Septianur security lainnya.
Belum Ada Keluhan Keamanan dari Masyarakat
Selama bertugas sebagai PAM Polres Padang Pariaman diwilayah ini, belum ada keluhan keamanan dari masyarakat. " Dari sisi keamanan, selama tugas sebagai PAM dari Polres, keluhan dari masyarakat terkait keamanan dan kenyamanan belum ada, " kata Aipda Novis PAM Polres Padang Pariaman.
Bantu Ekonomi Masyarakat, 80 Persen Tenaga Kerja Lokal
Meneger Operasional Pabrik PT. Kakak Ade Padang Pariaman Berkah, Amelia, kepada media mp bersama tim, dikantor nya mengatakan dengan berdirinya perusahaan tentu membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. Karena sekitar 80 persen tenaga kerja yang bekerja di pabrik merupakan masyarakat lokal.
Menyinggung keluhan masyarakat yang disampaikan, Amelia menjelaskan truk pengangkut sawit beroperasi pada malam hari dipilih berdasarkan hasil kesepakatan bersama perangkat nagari, masyarakat, dan kecamatan. Karena akses jalan yang ada saat ini belum memadai beroperasi nya mobil truk pengangkut sawit pada waktu siang hari.
" Kalau akses jalannya besar mungkin bisa siang - siang, tapi karena jalan nya kecil, supaya tidak menggangu lingkungan dan aktifitas masyarakat maka dipilih beroperasi pada malam hari, diwaktu masyarakat sudah beristirahat, " tuturnya.
Lebar jalan saat ini sekitar 5 meter, sebelumnya sudah dibicarakan dibicarakan bersama Pemkab Padang Pariaman untuk pelebaran. " Dulu sudah berkoordinasi dengan Pemda, rencana jalan lurus ke simpang gereja dengan lebar 8 meter, panjang dari pabrik sampai simpang gereja sekitar 1,2 km, namun rencana itu belum jadi terealisasi karena efisiensi anggaran pemerintah, " katanya.
Dikesempatan tersebut Amelia mengutarakan secara hitungan bisnis, keberadaan perusahaan dilingkungan ini kurang cocok, kurang pas, karena bahan baku jauh di datangkan. Tapi owner memikirkan jangka panjang, berharap masyarakat bisa terbantu menjangkau harga yang baik dari pabrik.
" Tujuan kami bagaimana masyarakat sejahtera, harga sawit di pengumpul hanya 2400 perkilo, pabrik bisa membeli dengan harga 3800 perkilo, tapi masalahnya masyarakat sudah terikat dengan pola ijon, yang membuat masyarakat terjerat, " kata Amel.
" Salah satu cara kami membantu masyarakat yang terjerat sistem ijon itu dengan menutupi beban hutang masyarakat di pengumpul, nanti dibayar dengan hasil kebunnya yang dibawa ke pabrik, mungkin dengan cara itu pabrik bisa membantu masyarakat, " pungkasnya. (Rj/mp)
