![]() |
| Menteri PU Dody Hangodo meninjau langsung lokasi longsor di Majenang, Cilacap. |
Cilacap, MP----- Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bergerak cepat menurunkan armada alat berat untuk mendukung penanganan darurat bencana tanah longsor yang melanda Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Kamis (13/11). Longsor dipicu oleh curah hujan tinggi serta kondisi kontur tanah perbukitan yang labil, hingga menimbun beberapa rumah warga dan menelan korban jiwa.
![]() |
| Petugas Kementerian PU mengoperasikan alat berat untuk membuka akses yang tertimbun longsor di Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap. |
Sebagai langkah tanggap darurat, Kementerian PU melalui balai teknis terkait langsung mengirimkan ekskavator, loader, dump truck, serta personel lapangan untuk membuka akses yang tertutup material longsor. Upaya tersebut dilakukan secara terkoordinasi bersama BPBD Cilacap, Basarnas, TNI–Polri, serta Forkopimda agar proses evakuasi dan pencarian korban bisa dilakukan tanpa hambatan.
Selain fokus pada pembukaan jalur, tim teknis juga memastikan kondisi stabilitas lereng di sekitar lokasi guna mengantisipasi longsoran susulan. Langkah ini menjadi prioritas mengingat intensitas hujan di wilayah tersebut masih tergolong tinggi.
Menteri Pekerjaan Umum, Dody, menyampaikan duka cita mendalam atas korban yang meninggal dunia. Ia menegaskan bahwa Kementerian PU akan terus memantau operasi penanganan darurat hingga seluruh tahapan evakuasi dan pemulihan infrastruktur dasar dapat berjalan optimal.
“Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak,” menjadi komitmen Kementerian PU dalam menjalankan ASTA CITA Presiden Prabowo Subianto untuk hadir cepat dalam setiap situasi kedaruratan yang berkaitan dengan keselamatan masyarakat.
Dengan dukungan penuh dari seluruh unsur pemerintah dan relawan, penanganan longsor di Cilacap diharapkan berjalan lebih cepat agar warga segera mendapatkan kembali akses dan rasa aman. Pemerintah menegaskan bahwa setiap langkah yang diambil adalah bentuk kehadiran negara dalam melindungi warganya, terutama di tengah ancaman bencana hidrometeorologi yang berpotensi meningkat seiring perubahan cuaca ekstrem. (bakom.ri/mp)

