![]() |
| Pengamat Konstruksi Unand, Ir. M. Nasir Sonny, ST, MT, PhD, bersama jurnalis di Gedung Auditorium Universitas Andalas. |
Padang, MP----- Konsultan supervisi merupakan perpanjangan tangan pengguna anggaran untuk menjamin pekerjaan kontraktor berjalan sesuai kontrak dan spesifikasi teknis. Namun, praktik di lapangan sering jauh dari harapan.
![]() |
| Mutu beton diragukan, dinding bak penampungan tampak berpori dan keropos |
Hal itu terlihat pada proyek Peningkatan/Rehabilitasi Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Dinas PUPR Kota Padang dengan nilai kontrak lebih dari Rp13,5 miliar. Pada Jumat (30/10/2025), hingga pukul 10.09 WIB, pekerjaan di lokasi tampak berlangsung tanpa kehadiran konsultan pengawas CV Mitra Sakinah Consultant maupun pelaksana lapangan dari kontraktor CV Multi Persada.
![]() |
| Mutu beton disinyalir bermasalah. Dinding bak penampungan tampak mengalami cacat fisik serius berupa pori-pori atau keropos beton yang menimbulkan dugaan rendahnya kualitas material dan pengerjaan |
Fenomena ini langsung mendapat sorotan dari Pengamat Konstruksi Universitas Andalas (Unand), Ir. M. Nasir Sonny, ST, MT, PhD. Ia menegaskan, kehadiran pengawas di lapangan adalah kunci utama agar pekerjaan tidak menyimpang dari kontrak maupun spesifikasi teknis.
![]() |
| Disinyalir, lokasi proyek telah lebih dulu ditimbun menggunakan tanah urug sebelum dilakukan pekerjaan pembersihan |
"Pengawas itu dibayar untuk mengawasi pekerjaan, bukan duduk di kantor. Kalau kontraktor bekerja, pengawas wajib berada di lokasi. Itu tanggung jawab moral dan profesional," tegas Nasir di Gedung Auditorium Unand, Padang.
![]() |
| Meski pekerjaan beton disebut menggunakan ready mix, di lokasi proyek justru tampak dua unit molen beserta tumpukan material split, kerikil, dan pasir |
Menurutnya, absennya pengawas di lapangan membuka ruang besar bagi penyimpangan mutu pekerjaan. Banyak proyek gagal karena lemahnya kontrol terhadap pelaksanaan teknis dan penggunaan material.
![]() |
| Ketidakteraturan pemasangan begol dilapangan mengesankan adanya pelanggaran spesifikasi teknis, terutama terkait jarak antar begol yang diduga tidak sesuai bestek |
"Kalau pengawas lemah, kontraktor bisa mencari celah untuk memperbesar keuntungan, sementara kualitas pekerjaan dikorbankan. Itu pelanggaran serius," ujarnya.
Nasir menegaskan, seluruh material seperti besi, pasir, split, hingga semen harus mengacu pada hasil uji laboratorium dan sesuai spesifikasi kontrak.
"Tidak boleh ada kompromi. Setiap bahan harus sesuai spek dan dokumen uji labor. Pekerjaan manual dan pabrikasi pun wajib dipisahkan secara jelas di lapangan," tambahnya.
Ia juga meminta pengguna anggaran bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran pengawasan di proyek.
"Kalau pengawas tak hadir, beri peringatan tertulis. Ulangi tiga kali, ganti orangnya. Bila konsultan supervisi tetap abai, blacklist saja, jangan diberi rekomendasi tender berikutnya," tegasnya.
Nasir juga mengingatkan, kontraktor harus berintegritas menjaga mutu pekerjaan dan tidak main-main dengan spesifikasi.
"Kalau pekerjaan tak sesuai bestek, bongkar ulang! Ini proyek publik, uang rakyat. Sekarang masyarakat kritis, penyimpangan sedikit saja bisa langsung viral di media sosial," ujarnya mengingatkan.
Ia menutup dengan peringatan keras bagi seluruh pihak terkait.
"Jangan main-main dengan proyek pemerintah. Lemahnya pengawasan dan menurunnya mutu hanya akan merusak nama institusi dan kepercayaan publik,"(Rj/mp)





