![]() |
| Sri Mulyani, SP. MSi Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar |
Batusangkar, MP----- Upaya meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Tanah Datar terus dilakukan. Melalui program Optimasi Lahan Sawah (Oplah) dari Kementerian Pertanian RI, Dinas Pertanian Tanah Datar bergerak memperbaiki jaringan irigasi dan mengoptimalkan lahan yang sempat tak produktif akibat bencana.
Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar, Sri Mulyani, SP, MSi, menjelaskan, program Oplah dirancang untuk meningkatkan indeks pertanaman dan hasil produksi padi dengan memperbaiki sistem pengairan serta menata lahan pertanian di seluruh kecamatan. “Tahun ini, Tanah Datar mendapat alokasi kegiatan Oplah seluas 3.140 hektare, menjadikannya kabupaten dengan cakupan kegiatan terbesar kedua di Sumatera Barat,” ujarnya.
Program ini dilaksanakan dalam tiga tahap, melibatkan total 127 kelompok tani penerima manfaat.
Tahap pertama: 675 hektare untuk 27 kelompok tani
Tahap kedua: 1.325 hektare untuk 54 kelompok tani
Tahap ketiga: 1.140 hektare untuk 46 kelompok tani
Dari total itu, prioritas diberikan kepada lahan terdampak banjir bandang tahun lalu, terutama sawah dengan pasokan air terbatas. “Secara bertahap irigasi yang rusak akibat bencana kita perbaiki melalui dana Oplah ini. Lahan yang sebelumnya tak bisa ditanami kini kembali produktif,” tambah Sri.
Pelaksanaan program mencakup dua komponen utama: pembangunan infrastruktur irigasi dan pengolahan lahan.
Untuk infrastruktur, kegiatan meliputi rehabilitasi saluran tersier, pembangunan dam parit, pipanisasi, pompanisasi, hingga pembangunan embung kecil. Sedangkan pengolahan lahan meliputi pembajakan sawah agar siap tanam.
Nilai kegiatan mencapai Rp5,5 juta per hektare, terdiri atas Rp4,6 juta untuk infrastruktur dan Rp900 ribu untuk pengolahan lahan. Total anggaran program ini menembus Rp17,2 miliar. “Ini dana yang cukup besar di tengah efisiensi anggaran. Dukungan ini bisa kita peroleh berkat komunikasi baik antara pemerintah daerah dan pusat, juga upaya jemput bola dari Bapak Bupati,” kata Sri Mulyani.
Menariknya, pelaksanaan program dilakukan secara swakelola oleh kelompok tani, dengan sistem pembayaran dua tahap: 70 persen pada awal dan 30 persen setelah pekerjaan selesai. “Jadi, selain memperbaiki sawah, program ini juga membuka lapangan kerja bagi petani dan masyarakat sekitar,” tuturnya.
Dari tiga tahap pelaksanaan, tahap pertama telah rampung 100 persen, tahap kedua mencapai 80 persen, dan tahap ketiga tengah berjalan dengan target tuntas pada November 2025.
Tak berhenti di situ, Dinas Pertanian telah menyiapkan usulan lanjutan seluas 2.500 hektare untuk tahun 2026, dan masih membuka peluang bagi kelompok tani yang ingin mengajukan lokasi tambahan. “Harapan kami, lewat program ini produktivitas pertanian meningkat, sistem irigasi makin baik, dan kesejahteraan petani Tanah Datar bisa terus tumbuh,” pungkas Sri Mulyani. (*)
