![]() |
| Usai wawancara, Kepala KSOP Teluk Bayur Chaerul Awaluddin dengan jari tangan memperagakan Deta adat Minangkabau bersama wartawan sebagai wujud keakraban dan penghormatan. |
Padang, MP----- Di tengah aktivitas pelabuhan yang tak pernah benar - benar tidur, isu tentang adanya kapal minyak yang diduga beroperasi tanpa izin resmi di Teluk Bayur sempat membuat warga maritim terusik. Pelabuhan bukan sekadar tempat kapal datang dan pergi di sana tersimpan harapan nelayan, pedagang, pekerja, dan seluruh masyarakat yang menggantungkan hidup pada laut.
Untuk menjawab keresahan itu, Kepala KSOP Kelas II Teluk Bayur, Chaerul Awaluddin, membuka pintu kantornya dengan sikap ramah. Dengan suara tenang, ia menegaskan bahwa operasi kapal di wilayah kerjanya sepenuhnya berada dalam pengawasan ketat dan berbasis sistem. “Semua Kapal SPOB yang Beroperasi Legal” kata Chaerul kepada wartawan di kantornya, Selasa (2/12/2025).
Chaerul menyebut ada lima kapal SPOB yang saat ini terdaftar resmi dan masih aktif beroperasi antara lain SPOB Mutiara 8 (Teluk Bayur), Sumber Jaya 01, Sumber Jaya 07, Sumber Jaya 27, dan Tello Cemerlang 1 (Muara Padang). “Semuanya legal, semuanya lengkap. Sistem tidak akan memproses kalau syaratnya belum memenuhi,” ujarnya.
Kantor KSOP kini mengandalkan Inaportnet, sistem pelayanan berbasis web yang membuat proses perizinan kapal menjadi lebih transparan dan minim celah kesalahan manusia. “Dulu, manual itu banyak sumber kebocoran. Sekarang, semua terekam, semua terpantau. Kami kerja lebih tenang, masyarakat juga lebih yakin,” katanya.
Bagi Chaerul, memastikan kapal memiliki sertifikat keselamatan yang berlaku bukan sekadar memenuhi aturan, tetapi menjaga nyawa para pekerja laut. Sertifikat ada yang berlaku enam bulan, ada yang satu tahun. Bila masa berlaku habis, kapal tidak bisa bergerak sebelum diperpanjang. “Ini soal orang dan barang. Kalau satu sertifikat mati, kami hentikan dulu. Keselamatan tetap nomor satu,” ujarnya.
Walau lima kapal SPOB resmi telah terdata, masyarakat sempat melaporkan adanya satu kapal lain yang diduga beroperasi tanpa SPOB. Chaerul mengapresiasi informasi tersebut dan memastikan timnya sedang melakukan pengecekan. “Kalau ada laporan masyarakat, kami pasti tindak lanjuti. Kami ini bekerja untuk menjaga kepercayaan publik,” ucapnya.
Chaerul yang kini berusia 35 tahun telah mengabdi 22 tahun di lingkungan Kemenhub bermula dari Tanjung Priok, Cirebon, Sunda Kelapa, hingga Setjen Kemenhub. Pengalaman itu membuatnya terbiasa dekat dengan publik, termasuk para jurnalis. “Pelabuhan itu dinamis. Kami ingin pelayanan lebih baik, lebih cepat, dan tanpa komplain,” ujarnya sembari tersenyum.
Pelabuhan Teluk Bayur tetap sibuk, tapi di balik keramaian itu ada kerja senyap KSOP memastikan setiap kapal yang bergerak benar - benar aman. Di balik layar komputer, di ruang - ruang pemeriksaan dokumen, dan di dek kapal yang diperiksa, tersimpan usaha kolektif menjaga keamanan laut Sumatera Barat.
Satu laporan masyarakat pun tak dianggap remeh. Sebab, bagi mereka yang bekerja menjaga gerak kapal, setiap detail adalah amanah keselamatan bersama.
(Red-mp)
