-->

Notification

×

Iklan

Iklan Display

Nagari Kampung Baru Korong Nan Ampek, Sentra Gambir Unggulan di Pesisir Selatan

Selasa, 07 Oktober 2025 | Oktober 07, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-07T11:57:51Z
Nazaruddin, Walinagari Kampung Baru Koto Nan Ampek disela berbincang santai dengan jurnalis momenpembaruan.com, dikantor nya, Selasa 7 Oktober 2025


Di lereng Bukit Barisan, Nagari Kampung Baru Korong Nan Ampek, Kecamatan Koto XI Tarusan, menjadi salah satu penghasil gambir terbaik di Pesisir Selatan. Hampir seluruh warganya menggantungkan hidup pada tanaman bernilai ekspor ini.


Pesisir Selatan, MP — Diapit oleh perbukitan Bukit Barisan, Nagari Kampung Baru Korong Nan Ampek, Kecamatan Koto XI Tarusan, tampak hijau dengan udara yang sejuk. Di lereng-lereng bukitnya, tanaman gambir tumbuh subur, menjadikan daerah ini salah satu penghasil gambir terbaik di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.


Sekitar 85 persen penduduknya berprofesi sebagai petani gambir, sementara 15 persen lainnya bekerja sebagai ASN, karyawan swasta, dan buruh harian lepas. Hal itu disampaikan Nazarudin, Walinagari Kampung Baru Korong Nan Ampek, kepada momenpembaruan.com di kantornya, Selasa (7/10/2025).


“Gambir menjadi penopang utama ekonomi masyarakat Nagari Kampung Baru Korong Nan Ampek, karena mayoritas warga kami adalah petani gambir,” ujar Nazarudin, yang sebentar lagi akan menamatkan pendidikan S1 Ilmu Hukumnya.


Untuk mendukung potensi besar sektor gambir ini, dalam tujuh tahun terakhir Pemerintah Nagari telah membangun berbagai infrastruktur pendukung. Di antaranya, pembukaan jalan usaha tani, penyediaan bibit gambir gratis untuk kelompok tani, serta pembangunan dua unit jembatan gantung sebagai akses penghubung menuju lahan pertanian.


“Dulu masyarakat harus berjalan kaki dan menyeberang sungai untuk ke ladang. Sekarang jalan sudah dibeton, jembatan sudah ada, dan warga bisa mengendarai sepeda motor ke lahan pertaniannya,” jelasnya.


Meski infrastruktur sudah lebih baik, Nazarudin menyoroti persoalan klasik yang masih dihadapi petani gambir: harga jual yang hanya ditentukan oleh pengumpul atau ‘toke’. Akibatnya, harga gambir di tingkat petani tidak stabil dan kerap merugikan mereka.


“Kami berharap Pemerintah Provinsi bisa membuka informasi harga resmi gambir, agar pengumpul tidak seenaknya menentukan harga. Petani berhak tahu harga sebenarnya di tingkat eksportir,” tegasnya.


Menindaklanjuti hal itu, Nazarudin berencana memanfaatkan program Koperasi Merah Putih yang dicanangkan Presiden Prabowo sebagai langkah konkret membantu petani gambir. Melalui koperasi ini, pemerintah nagari akan menyiapkan pupuk terjangkau, peralatan pertanian, serta fasilitas pembelian getah dan daun gambir langsung dari petani.


Selain itu, koperasi juga diharapkan dapat membebaskan petani dari jeratan hutang para toke yang selama ini menjerat mereka.


“Dengan modal koperasi, kita bisa bantu menalangi hutang petani, asalkan hasil pertaniannya dijual ke Koperasi Merah Putih Kampung Baru Korong Nan Ampek dengan harga yang lebih baik,” tutupnya.

×
Berita Terbaru Update