![]() |
| Syofrinaldi Nasrida Putra Kepala UPT BMSPP Dinas Pertahor Sumbar, Tri Eva Sanora PPK, mitra perusahaan PT Kunango Jantan, bersama wartawan di kantor UPT BPMSPP Dinas Pertahor Sumbar |
Padang, MP----- Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus memacu sektor pertanian rakyat. Melalui pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT), akses ke lahan pertanian kini makin mudah, hasil panen pun diharapkan meningkat.
![]() |
| Tri Eva Sanora bersama wartawan salam Minang kabau selepas wawancara dikantor UPT BMSPP Dinas Pertahor Sumbar |
Tahun anggaran 2025 ini, tercatat 148 lokasi JUT senilai Rp33 miliar dan 180 lokasi JITUT senilai Rp29 miliar tengah digarap di 16 kabupaten dan kota. Hanya Padang Panjang, Kota Solok, dan Kepulauan Mentawai yang belum kebagian proyek tahun ini.
Menurut Tri Eva Sanora, PPK UPT BMSPP Dinas Pertahor Sumbar, pelaksanaan sempat terkendala karena perubahan sistem lelang di BPBJ dari versi 5, ke versi 6, lalu bergeser lagi ke sistem mini kompetisi.
“Tapi kami pastikan seluruh paket tetap berjalan,” ujarnya.
Tri menegaskan, meski tanpa uang muka, rekanan wajib bekerja profesional dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Setiap paket JUT rata-rata membangun jalan sepanjang 300 meter, lebar 2,5 meter, mutu beton K175 dengan tebal 12 cm.
“Kami minta jangan mengulur waktu. Gunakan masa kerja seefisien mungkin,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala UPT BMSPP Dinas Pertahor Sumbar, Syofrinaldi Nasrida Putra, menyebut mulai 2022 seluruh kegiatan pertanian dilakukan dalam satu tahun anggaran mulai dari proposal, verifikasi, perencanaan, hingga fisik.
“Idealnya survei dan verifikasi dilakukan lebih awal, agar tahun berikutnya langsung bisa masuk tahap pengadaan,” jelasnya.
Menurutnya, pekerjaan konstruksi seperti pemasangan batu dan plesteran seharusnya bisa selesai dalam 25–30 hari. Pihaknya pun terus melakukan monitoring lapangan agar progres tetap sesuai target.
“Kalau tujuh hari tak bergerak, langsung kami beri peringatan. Empat belas hari, peringatan kedua,” katanya.
Ia berharap seluruh pekerjaan selesai paling lambat akhir November dan sudah PHO awal Desember.
“Target kami, Desember semua rampung. Tak ada lagi yang bekerja di lapangan,” tutupnya optimis. (Rj/mp)

