![]() |
| Kondisi rumah warga yang terkena longsor di Nagari Limau Gadang, Kabupaten Pesisir Selatan |
Bayang, MP----- Sudah 29 hari pascabencana banjir bandang dan tanah longsor, sebanyak 678 warga Ngalau Gadang, Nagari Limau Gadang, Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, masih hidup dalam keterisolasian. Hingga Rabu (24/12/2025), akses utama menuju wilayah tersebut belum dapat dilalui kendaraan roda empat akibat jembatan putus dan badan jalan tertimbun longsor.
Kondisi ini membuat distribusi logistik, pelayanan kesehatan, hingga aktivitas pendidikan warga berjalan tertatih. Anak-anak sekolah terpaksa menempuh jalur darurat dengan berjalan kaki, sementara hasil pertanian warga sulit keluar dari kampung. Situasi tersebut dinilai berpotensi memperpanjang dampak sosial dan ekonomi pascabencana.
Anggota DPRD Pesisir Selatan Novermal Yuska menegaskan bahwa keterlambatan pembukaan akses tidak boleh terus dibiarkan.
“Sudah hampir sebulan masyarakat terisolasi. Ini bukan sekadar soal infrastruktur, tapi soal keselamatan, ekonomi, dan masa depan pendidikan anak-anak. Karena itu kami mendorong semua pihak bergerak cepat dan tidak saling menunggu,” tegasnya saat mendampingi Tim PT Semen Padang di lokasi.
Senada, Anggota DPRD lainnya Yuli Alber Rozi menilai kehadiran alat berat menjadi kunci utama pemulihan.
“Hari ini kami memastikan jalur masuk excavator bisa dibuka. Kalau akses alat berat sudah masuk, penanganan akan jauh lebih cepat. Warga Ngalau Gadang tidak boleh terus menjadi korban keterlambatan birokrasi,” ujarnya.
Langkah percepatan mulai terlihat setelah adanya respons dari Kepala Badan Pengelola BUMN dan Direktur Utama PT Semen Indonesia, yang menugaskan PT Semen Padang membantu pembukaan akses darurat. Tim perusahaan pelat merah itu sebelumnya telah melakukan survei lapangan bersama pemerintah kecamatan dan nagari pada Sabtu (20/12/2025).
Perhatian juga datang dari pemerintah pusat. Sekretaris Utama BNPB, Dr. Rustian, S.Si., Apt., M.Kes., memastikan negara tidak tinggal diam terhadap kondisi Ngalau Gadang.
“BNPB berkomitmen membangun jembatan permanen yang bisa dilalui kendaraan roda empat. Ini penting agar akses tidak hanya pulih sementara, tetapi benar-benar aman dan berkelanjutan,” kata Rustian.
Ia menambahkan, pembangunan jembatan direncanakan akan melibatkan Kodim Pesisir Selatan agar pengerjaan dapat dilakukan lebih cepat dan terkoordinasi.
Sementara itu, Bupati Pesisir Selatan Hendra Joni mengakui kondisi Ngalau Gadang sebagai situasi darurat yang memerlukan penanganan lintas sektor.
“Kami sudah menyampaikan langsung kondisi ini kepada Kepala BNPB. Pemerintah daerah terus berkoordinasi agar akses segera dibuka, baik melalui bantuan BUMN maupun dukungan pemerintah pusat,” ujar Hendra Joni.
Ia menegaskan pemulihan akses menjadi prioritas utama agar aktivitas ekonomi dan layanan dasar warga bisa kembali berjalan.
Kasus Ngalau Gadang menjadi cermin betapa rapuhnya akses wilayah terpencil ketika bencana melanda. Sinergi antara pemerintah daerah, DPRD, BUMN, TNI, dan masyarakat kini menjadi penentu, apakah keterisolasian ini akan segera berakhir atau kembali menjadi catatan panjang lambannya pemulihan pascabencana.
