![]() |
Beberapa kejanggalan yang terpantau di proyek Bidang Cipta Karya Dinas BMCKTR Sumbar, di Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat |
Kinali, MP----- Proyek Bidang Cipta Karya Dinas BMCKTR (Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang) Provinsi Sumatera Barat, yakni pekerjaan pembangunan fasilitas penunjang pabrik pengering jagung dan pengolahan pakan ternak, di Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, disinyalir telah mengabaikan regulasi serta aspek teknis yang dianjurkan. Dari tidak dituliskannya nama perusahaan Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Supervisi di plang proyeknya, hingga sirtu yang digunakan diduga tidak sesuai spek karena banyak terdapat batu besar, sedangkan yang diminta dalam spek adalah urugan pilihan (urpil) ?.
Ditemui di lokasi pekerjaan, Rabu 28 Mei 2025, Wahid Alfarizi Pelaksana Lapangan, kepada media mp menuturkan bahwa pekerjaan jalan riggit beton sepanjang 507 meter, lebar 6 meter, tebal 20 centimeter itu telah dilaksanakan dari tanggal 14 April yang lalu. " Untuk beton kita pakai fc 25, " katanya.
Untuk jenis material yang digunakan pada lapisan bawah beton fc 25 itu, menurut pelaksana lapangan ini, memakai sirtu (pasir batu), namun sirtu yang telah dihampar terlihat terdapat banyak bebatuan berukuran "besar". Diakui Wahid, dalam spek materialnya urugan pilihan (urpil), tapi tidak disebutkan ukuran batu nya. " Dalam kontraknya urugan pilihan, tapi sirtu termasuk urugan pilihan. Dan ada sebanyak 800 kubik sirtu yang dibutuhkan, semua telah dihampar, " ungkapnya.
Karena tidak ada nama perusahaan Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Supervisi dituliskan di plang proyeknya, dari Wahid diketahui kontraktor pelaksana CV. Habib Perkasa, sedangkan konsultan supervisi CV. CICAC. Namun anehnya, ketika jam kerja tersebut, tidak satupun pihak konsultan pengawas dari CV. CICAC yang terlihat melaksanakan tugasnya dilapangan.
" Tidak tahu saya, entah salah buat, entah bagaimana nya, yang itu saja tampilan plang proyek nya. Dari konsultan namanya Jefri, sekarang tidak ada dilokasi, kemaren izin satu malam, mungkin sebentar lagi datang, biasa tiap hari dia disini, " kata Wahid.
Ketika hal ini diinformasikan kepada Kepala Bidang Cipta Karya yang dihubungi melalui kontak telepon dan WhatsApp tidak tersambung, begitu juga konfirmasi tertulis lewat pesan whatsapp nya, juga tidak masuk. Sementara Kepala Dinas BMCKTR Sumbar yang disampaikan informasi tertulis ini melalui WhatsApp nya, sekaligus ketika dikonfirmasi, dijawabnya " Silahkan saja konfirmasi sama PPK, terimakasih " tulisnya singkat, Sabtu 31 Mei 2025.
Ketika itu, Kepala Dinas BMCKTR Sumbar ini juga menyempatkan mengirim nama PPK beserta nomor kontaknya, yang diminta media mp. " Silahkan hubungi PPK nya, " tulisnya lagi.
Tidak lama berselang, Arie Richardo PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) proyek pekerjaan pembangunan fasilitas penunjang pabrik pengering jagung dan pengolahan pakan ternak itu menghubungi media mp. " Batamu awak baliak pak (bertemu kita kembali pak) " kata Arie Richardo mengawali pembicaraannya dengan logat bahasa Minang.
Dikesempatan itu, menanggapi informasi diatas, PPK ini menyampaikan, di plang proyek memang belum ada, namanya informasi kadang tidak lengkap, tapi di direksiket nya ada. " Kalau Bapak nio (ingin-red) menanggapi itu, saya berterima kasih, nanti saya tambahkan kontraktor sama supervisi nya, " katanya sembari menyebutkan kontraktor nya CV. Habib Perkasa, dan CV. CECAC Konsultan Pengawas nya. " Nanti itu ditambahkan ".
Namanya informasi, kata Arie Richardo melanjutkan penjelasan nya, setiap orang tentu berbeda - beda penyajian nya. " Tidak ada ketentuan nya, plang proyek harus deretannya ini..., ini.., tidak ada. Pasti setiap proyek akan berbeda - beda, oke tidak masalah, nanti informasi nya kita tambahkan " ujarnya.
Menyangkut sirtu yang dihampar terdapat banyak batu berukuran "besar" atau melebihi diameter yang dianjurkan, sementara dalam spek teknis yang diminta urugan pilihan, PPK ini menjelaskan, namanya sirtu tentu campuran pasir batu, tidak ada komposisi yang seimbang. " Tapi lihatlah batu besar kan ada ditepi, itu sudah kita suruh pinggirkan, di tepi itu nanti kita pilih, dimanfaatkan nanti untuk pasangan batu ke dalam, itu belum diambil satu - satu. Tapi yang di lihat ditengah itu, namanya batu, kadang ia (batu-red) mengisi posisi lobang atau bagian yang lunak, itu yang sirtu itu " katanya menegaskan bahwa semua nya sudah sesuai spek, digiling sesuai ke padatan.
Sedangkan mengenai wermes, yang digunakan terlihat sudah dilapisi karat, " Yang namanya wermes, tidak ada warna nya yang sesuai murni bentuk besi, warna biru atau abu abu, pasti ada juga sedikit yang warna - warna kuning, itu biasa " kata PPK ini menjelaskan.
Berarti besi wermes yang terlihat dilapisi karat itu hanya perubahan warna ?, " Ya... namanya perubahan warna, kadang dilokasi hari hujan sudah terletak dilapangan " sebutnya.
Menurut nya, batu besar yang terlihat satu itu jangan berpikir seluruhnya, sepanjang itu ada batu besar. " Boleh cek, sia pun, kita bawa BPK..., BPK saya bawa sekarang mah (nih-red) " kata Arie Richardo dengan nada agak meninggi menantang auditor negara (BPK-red).
" Yang pasti semuanya sudah sesuai, itu paling bersih pekerjaan nya, lihatlah paket - paket yang lain, silahkan bandingkan. Kalau saya sudah bekerja, itu paling keras saya PPK " ujarnya dengan nada jumawa.
Menanggapi keterangan pelaksana lapangan, bahwa dalam spek disebutkan lapisan bawah yang dihampar adalah material jenis urugan pilihan (urpil) sementara dilokasi pasir batu (sirtu), dijawab PPK, urugan pilihan itu banyak jenisnya, namanya saja urugan pilihan ada yang namanya sirtu (pasir dan batu). Dijelaskan lagi, berapa ukuran batu dimaksud dengan urugan pilihan tidak ada disebutkan. " Nanti batu yang besar - besar itu untuk mengisi posisi yang agak dalam, " jelasnya.
Dikatakannya, ketika operator menggiling bolak - balik, batu yang besar itu secara manual dikeluarkan. " Apalagi diposisi yang banyak agak lunak, misalnya saya suruh masukan batu dulunya, cobalah berpikir dipondasi bangunan, ketika diletakan dibase nya paling keras, dulu itu lunak, itu namanya menukar atau ceng material " urainya.
" Jadi makin padat makin kuat. Kalau posisi yang mancukam - mancukam (dalam - dalam-red) itu dia (batu-red) mengisi, kalau dikasih pasir semuanya tidak ada gunanya, menurun lah nya, jadi begitu teknis nya " ulasnya.
" Bagi saya, lihat nanti hasilnya, kalau terjadi turun, rusak betonnya itu turun, baru itu salah, " ungkapnya. Padang kesempatan itu, PPK Arie Richardo mengirimkan foto - foto tumpukan material sirtu yang siap diratakan oleh alat berat.
![]() |
Ini salah satu diantara foto lapangan yang dikirim PPK Arie Richardo, nampak tumpukan material pasir batu yang siap dihampar, sementara dalam speknya urugan pilihan |
Sementara, Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara dan Pengawas Anggaran Republik Indonesia (BPI KPNPA) Sumbar, dalam investigasi nya di proyek pembangunan fasilitas penunjang pabrik pengering jagung dan pengolahan pakan ternak di Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, tahun anggaran sebelumnya telah mendapati kondisi pekerjaan belum selesai 100 persen. Berdasarkan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) BPK RI Tahun 2023, ketika itu kontraktor pelaksana telah ditetapkan untuk membayar denda keterlambatan sebesar Rp. 2,2 miliar lebih. (dikutip di bpisumbarnews)
BPI KPNPA RI Sumbar menyoroti ada masalah serius terkait pembangunan fasilitas penunjang pabrik pengering jagung dan pengolahan pakan ternak, termasuk keterlambatan, kualitas pekerjaan, dan kesalahan perencanaan !. Bagaimana pula dengan pekerjaan pembangunan fasilitas penunjang pabrik pengering jagung dan pengolahan pakan ternak pada tahun ini ?, kami akan terus meng update informasi nya !. (Rj/mp)