Jakarta, MP----- Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menegaskan komitmennya mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya memperkuat ketahanan nasional melalui infrastruktur dan kolaborasi multisektor.
Dalam The 9th International Conference Postgraduate School Universitas Airlangga (ICPS) di Surabaya, Rabu (17/09/2025), Menteri PU Dody Hanggodo menekankan pentingnya infrastruktur sebagai ketahanan di tengah rivalitas geopolitik, krisis energi, ketidakpastian ekonomi, dan perubahan iklim.
“Infrastruktur menjadi lebih dari sekedar pembangunan, melainkan ketahanan. Bendungan dan irigasi mendukung ketahanan pangan, hydropower dan floating solar juga mendukung ketahanan energi. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan sistem pengendalian banjir dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan mencegah bencana. Kemudian jalan dan jembatan mendukung konektivitas serta logistik,” ujar Menteri Dody.
Menteri Dody menegaskan tantangan global seperti perang di Ukraina, ketegangan di Timur Tengah, dan rivalitas Amerika Serikat-Tiongkok berdampak pada stabilitas pangan, energi, dan air di Indonesia.
“Pembangunan infrastruktur harus dipandang sebagai non-military defense atau pertahanan sipil. Bendungan, irigasi, pembangkit listrik tenaga air, sistem air bersih, jalan, dan jembatan tidak hanya menopang pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi sistem ketahanan nasional dalam menghadapi krisis. Infrastruktur bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi perisai ketahanan bangsa”, ujar Menteri Dody.
Melalui program PU608, Kementerian PU menargetkan efisiensi investasi, pengentasan kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029, serta mendukung penyediaan Sekolah Rakyat, pendidikan tinggi, dan infrastruktur kesehatan serta sanitasi.
Menteri Dody juga menekankan pentingnya kolaborasi pentahelix. “Tidak ada pemerintah yang mampu berjalan sendiri. Kita butuh kolaborasi bersama akademisi, swasta, masyarakat, dan media. Bersama-sama melalui kolaborasi pentahelix ini kita dapat mengubah krisis menjadi peluang dan tantangan menjadi inovasi,” katanya.
“Sejalan dengan Visi Indonesia Maju 2045 yang dicanangkan Presiden Prabowo, Indonesia harus memiliki ketahanan nasional dan adaptif. Melalui persatuan, visi yang jelas, dan doa seluruh bangsa, Indonesia tidak hanya mampu bertahan menghadapi krisis, tetapi juga akan lebih kuat, adil, dan makmur,” tandas Menteri Dody.
Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Muhammad Madyan, turut mengapresiasi Kementerian PU. Menurutnya, resiliensi harus bersifat proaktif dan visioner, tidak hanya untuk bertahan, tetapi juga beradaptasi, berinovasi, dan bangkit lebih kuat.
Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak - Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto. (Rel/*)
